1. Faktor Pertama berhubungan dengan Krisis GLOBAL yang mendera Para Pemilik Bisnis atau Perusahaan. Ini
merupakan faktor tidak langsung yang menyebabkan banyak angkatan kerja
yang sebenarnya sudah siap kerja terpaksa harus menganggur, karena pihak
perusahaan memilih strategi rasionalisasi dan efisiensi sumber daya
manusia yang mereka pekerjakan di perusahaan mereka. Jadilah jumlah
pengangguran di Indonesia bertambah, karena tidak terserap lapangan
kerja.
2. Faktor Kedua berhubungan dengan Gap antara Kesempatan Kerja dan Jumlah Angkatan Kerja yang tinggi. Sekarang
ini bisa dibayangkan, begitu banyaknya mahasiswa-mahasiswi yang menjadi
wisudawan dari berbagai kampus di Indonesia. Tentunya jumlahnya tidak
sedikit. Mereka ini termasuk dalam Angkatan Kerja atau Manusia2 yang
siap kerja. Sayangnya, jumlah ini tidak berbanding lurus atau balanced
dengan jumlah kesempatan kerja. Jadinya, bisa diamati sendiri, fakta
dilapangan menyebutkan bahwa satu pekerjaan saja, diperlombakan oleh
seribu calon pelamar kerja. Apa gak edan.. hiiiii... ngeri.. Just kidding lagi.. hehe.. temen2 bisa bayangin sendiri kok.
3. Pendidikan di Indonesia itu tidak efektif. Kenapa dikatakan tidak efektif? Karena
yang ditekankan pada manusia didiknya hanyalah nilai di atas kertas,
alias pengetahuan teoritis. Padahal di dunia kerja yang dibutuhkan
tenaganya adalah calon2 tenaga kerja yang memiliki skill, bisa juga kita
sebut life skill atau mungkin keterampilan. Misalnya saja seperti
keterampilan menggunakan aplikasi akutansi yang berkenaan dengan
administrasi perusahaan, tentunya bagi mereka yang ingin bekerja di
kantoran. Atau juga misalnya keterampilan memasak, kalau tertarik
menjadi seorang koki di Hotel. Jadi jangan diherani kalau banyak
pengusaha yang memutuskan tidak memberikan lapangan pekerjaan pada
mereka2 yang tidak memiliki skill.
4.
Pendidikan di Indonesia Tidak Membentuk Manusia Creative, yang ada
adalah membentuk manusia-manusia pasive yang berujung pada kepasrahan. Ini
bukan untuk meledek sistem pendidikan di Indonesia. This is real, lihat
aja pada kenyataannya, sekolah ini mendidik manusia2 yang siap jadi
pekerja, tapi tidak mendidik mereka memiliki daya kreasi untuk
menciptakan kerja atau dalam istilah lain menjadi pengusaha. Coba saja
tanyakan pada diri masing pribadi, untuk apa kita sekolah? Sebagian
besar pasti menjawab, Ya biar lulus nanti dapat kerja. Nah di sinilah
letak kesalahan konsep pendidikan Indonesia. Kapan majunya kalau kayak
gini? Mungkin kita patut mencontoh singapura, yang menghasilkan insan2
berotak pengusaha. Olehnya itu lewat tulisan ini, semoga juga dibaca
oleh para PEJABAT NEGARA, agar kiranya memperhatikan aspek ini saat
merancang konsep pendidikan Indonesia kedepannya. Kalau aspek ini sudah
diperhatikan, insyaAllah kita gak bakalan lihat lagi, orang2 yang lebih
menganggur dan pasrah, sebaliknya kita akan lihat banyak pengusaha2
Indonesia yang kian maju dan berkembang jumlahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar